Kekerasan adalah sebuah sifat fisik lain, yang dipengaruhi oleh tata letak intern dari atom. Untuk mengukur kekerasan mineral dipakai Skala Kekerasan MOHS (1773-1839).
Bentuk Kristal Intan ialah benda padat besisi delapan (OKTAHEDRON)
- K = 1 : Talk/Silikat magnesia yang mengandung air
- K = 2 : Gips (CaSO4), batu tahu
- K = 3 : Kalsit (CaCo3)
- K = 4 : Vluispat (CaF2)
- K = 5 : Apatit mengandung chloor
- K = 6 : Veldspat, kaca tingkap
- K = 7 : Kwarsa, pisau dari baja
- K = 8 : Topas; Silikat alumunium yang mengandung borium, batu permata
- K = 9 : Korsum (Al2O3 dalam corak merah, batu permata delima, corak biru batu nilam/safir)
- K = 10 : intan batu permata
K.E. Kinge (1860) dalam Han Sam Kay mengelompokkan batu permata yang dijadikan perhiasan dalam lima belas kelas sebagai berikut :
- Batu permata Kelas I, Nilai Keras antara 8 s/d 10
- Batu Permata kelas II, Nilai Keras antara 7 s/d 8
- Batu permata Kelas III
Batu permata kelas ini tergolong jenis batu mulia dan batu mulia tanggung, nilai kerasnya kira-kira 7, sebagian besar terdiri dari asam kersik (kiezelzuur), keculai pirus (tuquois) - Batu-Batu mulia Tanggung yaitu batu kelas IV, nilai keras antara 4 – 7
- Batu kelas V
Batu kelas V nilai kerasnya dan kadar berat jenisnya sangat berbeda-beda. Warnanya gelap (kusam) dan kebanyakan agak keruh, tidak tembus cahaya, batunya sedikit mengkilap, dan harganyapun amat murah bila dibandingkan dengan harga batu mulia.
Dalam kelas ini termasuk batu marmer dan batu kelas V tidak tergolong batu mulia.